![DuniaQ Duniamu](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiElzU86gKtVPtTx4dowDLDx-wy20vVJe39nONCPcM83EcBxEe1H19vt4Figi4OhSqEsiRz-YVldT8RCHlvNJxdR3htofj33gJZp8LIK92ohdHi9UuY5N2OcmuP4c4vvCrJ8KjPLqgv1JqD/s320/Spion-Mobil.jpg)
Pernah merasakan mual ketika sedang membaca di dalam mobil? Tiba-tiba kepala merasa pusing saat sedang asyik membaca buku, koran, atau majalah. Ingin tahu apa penyebabnya? Simak artikel berikut ini.
Timothy C. Hain, guru besar ilmu saraf di
Northwestern University Medical School, dan Charles M. Oman, direktur Man
Vehicle Laboratory di M.I.T Center, telah melakukan penelitian dalam hal ini.
Mabuk, akibat perjalanan menggunakan mobil,
kereta api, kapal, pesawat, atau pun berada di ruang angkasa, merupakan suatu
keadaan yang tidak menyenangkan, karena ketidakseimbangan antara situasi yang
diharapkan otak dan informasi yang diterima melalui indera.
Untuk mengembalikan keseimbangan, otak
mensintesis data dari berbagai sumber, termasuk penglihatan, sentuhan, dan
telinga bagian dalam. Yang terakhir ini sangat penting karena otak mendeteksi
gerakan kaku (angular motion) dan juga gerakan linear.
Dalam banyak hal, semua input diterima, dan
ketika input tidak sesuai dengan situasi yang diharapkan otak, saat itulah
terjadi perasaan mual, mabuk, atau muntah.
Bayangkan, ketika kamu sedang duduk di jok
belakang mobil sambil membaca, mata kamu tertuju pada buku, dan ini di
informasikan ke otak, bahwa kamu berada di dalam mobil.
Akan tetapi, sewaktu kecepatan mobil berubah
atau memutar, sensor dalam telinga kamu menangkap ada sesuatu yang berubah, dan
hal itu di informasikan ke otak.
Sayangnya, otak membantah kenyataan itu karena
ia menerima sinyal dari mata. Ketidakseimbangan informasi inilah yang mengakibatkan
mabuk. Melihat keluar jendela akan membantu mengurangi hal itu.
Maka tak heran, jika pengemudi jarang mabuk,
karena dia tidak hanya memiliki sensor informasi yang pas karena dia yang
mengontrol lajunya mobil. Jadi sensor yang dimiliki sang sopir siap dengan
berbagai bentuk gerakan.
Cara itu bisa diterapkan jika kamu ingin bebas
dari mabuk laut. Tetaplah berada di geladak kapal, sehingga kamu bisa melihat
cakrawala. Sekali sistem keseimbangan kamu telah mempelajari bagaimana
mengatasi gerakan kapal, dan ketika kamu menerima guncangan, maka dijamin, kamu
tidak akan mabuk 100%. Tentu saja saat di darat, tubuh kamu tetap dapat
mengatasi gerakan kapal untuk beberapa jam atau bahkan beberapa hari.
Mabuk juga bisa dialami oleh para astronaut.
Data menunjukkan, bahwa mabuk angkasa diderita oleh 70% calon astronot. Dalam
"keadaan tanpa bobot", atau gravitasi mikro, kondisi dalam telinga
tidak dapat menentukan "turun". Beberapa anggota kru mengatakan,
bahwa mereka merasa secara terus menerus terbalik, meskipun orientasi mereka
sudah benar.
Sebaiknya, disaat di dalam mobil, kamu tetap
fokus dalam bacaan yang sedang kamu baca. Namun, tidak mudah tentunya, butuh
latihan dan proses, karena terkait dengan kebiasaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar